Rabu, 03 Juni 2009

Mengapa Pria Hanya Senang Saat Mengejar Wanita?

KOMPAS.com - Anda mungkin pernah mengalami dikejar-kejar oleh pria. Anda tidak begitu menginginkan pria tersebut, namun melihat kegigihannya akhirnya Anda menyerah dan bersedia menjadi kekasihnya. Anehnya, setelah itu Si Dia malah perlahan menghilang dan terlihat mulai kehilangan hasrat.

Bila hal ini terjadi, mungkin pria tersebut memang hanya menikmati saat masih mengejar Anda. Jangan lantas merasa menjadi korban, karena ternyata banyak pria yang hanya menikmati masa-masa dirinya mengejar seorang wanita. Hal ini memang menunjukkan bahwa Si Dia tidak cukup dewasa, karena terkesan alergi dengan komitmen. Namun Anda pun tak perlu khawatir: jika Si Dia memang "The One" bagi Anda, ia tak akan pernah kehilangan hasratnya pada Anda sampai kapan pun!

Anda ingin tahu mengapa pria menyukai saat ia masih mengejar wanita yang diincarnya?

Tidak ada beban. Ketika pria mengejar seorang wanita, ia tidak memiliki tekanan atau beban untuk berhasil atau mencapai tujuannya. Jadi ketika wanita tersebut mulai memujinya, seperti menyebutnya "ganteng", pria merasa masa pengejarannya akan berakhir. Diterima adalah berita baik, namun selanjutnya pria merasa dibebani tanggung jawab atau kewajiban untuk membahagiakan wanita tersebut.

Gambaran ideal. Ketika pria melakukan pendekatan terhadap wanita yang diincarnya, biasanya ia belum mengetahui banyak hal mengenai wanita tersebut. Tahap pengejaran adalah saatnya menggali banyak informasi tentang si wanita, dan mempelajari lebih banyak mengenai dirinya. Tepatnya, dengan cara "mengintainya". Saat memata-matai wanita, pria merasa di situ lah ia makin jatuh cinta. Pria membentuk gambaran sendiri tentang wanita yang diincarnya. Ketika akhirnya ia berhasil mendapatkan wanita tersebut, ternyata wanita itu jauh dari gambaran yang dibayangkannya.

Sifatnya yang kompetitif. Pria senang berburu. Dengan berburu, pria memenuhi hasratnya untuk mendapatkan sesuatu, meskipun akhirnya mereka tidak menjadi pemenang. Perburuan itu lebih menyenangkan buatnya, karena terasa begitu alami. Sebaliknya, pria tidak merespons ketika dikejar-kejar, karena mereka tidak tahu apa yang harus diperbuat.

Mabuk kepayang. Anda tentu tahu bagian yang menyenangkan saat menjalin hubungan, ketika segalanya masih baru dan Anda merasa mabuk kepayang. Perut Anda terasa mulas setiap kali Anda melihat sosok pria ini. Salah satu bagian dari rasa mabuk ini adalah Anda merasa tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya, dari sisi yang positif. Inilah esensi dari kesenangan saat mengejar seorang wanita: segala sesuatu mungkin terjadi.

Ia bisa tetap single saat mengejar wanita. Saat masih dalam tahap pendekatan, pria bisa melakukannya dengan beberapa wanita sekaligus. Toh, ia belum terikat dengan siapa pun, sehingga tidak perlu bertanggung jawab dengan perasaan beberapa wanita yang didekatinya. Salah satu dari wanita itu pasti akan menolaknya lebih dulu.

Ia menyukai kerjasamanya. Saat mengejar Anda, ia juga mendekati sahabat Anda untuk mengetahui apa yang Anda bicarakan, kemana Anda biasa bepergian di akhir minggu, atau, adakah kemungkinan baginya untuk mendapatkan Anda? Si Dia dan sahabat Anda lalu membuat rencana dan menentukan suatu tujuan: bagaimana cara mendapatkan Anda. Namun ketika ia mulai mengencani Anda, sahabat Anda tentu tidak lagi dilibatkan. Tidak ada lagi "breaking news" dari sang sahabat yang membuatnya berdebar-debar, misalnya, bahwa Anda akan ikut menghadiri resepsi perkawinan Si Anu. Hilang pula lah segala kegairahan dan harapan yang ia rasakan dalam masa ini.

Wanita itu sulit ditaklukkan. Pria sangat penasaran ketika seorang wanita sulit ditaklukkan, bukan dalam arti jual mahal, tetapi bahwa wanita ini misterius atau tidak dapat ditebak. Hal ini membuat pria ingin tahu apa yang dapat dilakukannya untuk membuat sang wanita bertekuk lutut. Pria juga berpikir, "Ia akan menjadi milik saya suatu saat, entah bagaimana caranya!"

Maka berbagai pergolakan perasaan yang dialami pria saat mendekati dan mengejar wanita, seperti perburuan, kekhawatiran akan komitmen, kesetiakawanan dengan teman-temannya, itulah yang dinikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar