Liputan 6 - Minggu, Agustus 23
Liputan6.com, Denpasar: Pendet merupakan salah satu tarian paling tua di antara tarian sejenis di Pulau Bali. "Berdasarkan beberapa catatan, para ahli seni pertunjukan Bali sepakat menyebutkan 1950 sebagai tahun kelahiran tari Pendet," ungkap Guru Besar Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Prof Dr I Wayan Dibia di Denpasar, Sabtu (22/8), seperti diberitakan ANTARA.
Ia mengatakan, pendet sejak diciptakan selalu dijadikan acara pembuka bagi sajian tari Bali lainnya. "Tari Pendet adalah tarian kelompok yang biasanya ditarikan sekelompok remaja putri di mana setiap orang penari membawa mangkok perak (bokor) berisikan bunga warna-warni," tambahnya. Pada akhir tariannya, para penari menaburkan bunga-bunga yang dibawa ke arah penonton sebagai wujud ungkapan dan ucapan selamat datang.
Penggagas dari tarian tersebut, menurut Dibia, adalah dua seniman kelahiran Desa Sumertha, Denpasar, yakni I Wayan Rindi dan Ni Ketut Reneng. "Kedua seniman ini menciptakan tari Pendet penyambutan dengan empat orang penari untuk disajikan sebagai bagian dari pertunjukan turistik di sejumlah hotel yang ada di Denpasar, Bali," kata dia.
Pada 1961, I Wayan Beratha mengolah kembali tari Pendet tersebut menjadi polanya seperti sekarang, termasuk menambahkan jumlah penari menjadi lima orang. Setahun kemudian, I Wayan Beratha dan kawan-kawan menciptakan tari Pendet massal dengan jumlah penari tidak kurang dari 800 orang untuk ditampilkan dalam upacara pembukaan Asian Game di Jakarta.
Fakta tersebut jelas bertolak belakang dengan klaim Malaysia. Belum lama ini, negara serumpun ini mengatakan tarian Pendet sebagai budaya mereka. Bahkan, tarian yang terkenal seantero dunia berasal dari Bali atau Pulau Dewata itu dicantumkan dalam iklan kunjungan wisata mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar